Tips Trik Memotret di Luar Ruangan Outdoor
Foto Outdoor
Pemotretan outdoor atau yang biasa disebut pemotretan yang dilakukan di luar ruangan memounyai sebuah perberbedaan dengan pemotretan indoor atau pemotretan yang dilakukan dalam sebuah ruangan mauoun didalam sebuah studio. Ada beberapa hal yang membedakan kedua hal tersebut baik itu dari settingan kamera, komposisi, maupun alat yang digunakan, dan ada banyak hal lagi yang membedakan kedua jenis pemotretan tersebut.
Namun apabila anda mempunyai peralatan yang seadanya atau anda lebih memilih menggunakan peralatan yang sederhana maka pilihan pemotretan di luar ruangan atau outdoor sangat cocok untuk anda. Selain, pemotretan outdoor ini sering dikatakan memiliki tingkat kesulitan yang lebih sulit dari pada melakukan pemotretan indoor atau pemmotrtan yang dilakukan di dalam ruanganatau di dalam sebuah studio. Hal apa saja yang perlu diperhatikan atau hal apa saja yang perlu disiapkan ketika harus memotret di luar ruangan atau outdoor, berikut ulasannya.
1. Siapkan Sebuah Konsep
Apabila anda mempunyai keinginan untuk melakukan sebuah pemotretan yang serius maka anda sangat memerlukan sebuah konsep, tapi apabila pemotretan hanya dilakukan untuk bersenang-senang saja atau anda memotret hanya untuk mengisi waktu luang maka setidaknya anda sudah mempunyai sebuah ide untuk membuat sebuah foto yang cukup baik. Selain itu sebuah konsep juga setidaknya anda harus memiliki sebuah rencana sekalipun rencana tersebut merupakan sebuah ide yang cukup sederhana.
2. Perhatikan Kostum, Aksesoris, dan Properti Yang Digunakan
Setelah anda menentukan sebuah lokasi untuk melakukan pemotretan maka tahapan selanjutnya yaitu serasikan dengan pemilihan aksesoris, kostum, dan properti yang akan digunakan oleh subjek. Akan menjadi hal sangat lucu apabila seorang model laki-laki yang berambut gondrong mengenakan pakain preman dengan warna serba hitam ala musisi black metal tapi berpose di taman bunga. maka dari itu, disarankan untuk memilih kostum yang cukup sederhana yang tidak memiliki terlalu banyak corak ataupun motif dan sesuaikanlah dengan lokasi pemotretan.
Untuk permasalahan properti biasanya properti secara alamiah sudah tersedia sendiri di lokasi pemotretan. Namun akan sangat membantu dan lebih baik apabila anda membawa properti tersebut dari rumah, contohnya seperti buku, boneka, payung,balon, dan properti lainnya sesuai sengan kebutuhan pemotretan anda nantinya.
3. Angel dan Type of Shot
Pada saat memotret tentukalah teknik pemotretan yang pas, seperti close up, extreme close up, medium shot, medium long shot, dan teknik lainnya yang membuat subjek anda terlihat bagus dan terlihat sedang berbaur dengan lingkungannya sehingga akan menghasilkan sebuah foto yang bagus. Selain itu tentukan juga cara pemilihan angle atau cara pemilihan sudut pandang yang tepat supaya subjek terlihat lebih menarik dan terlihat seperti apa yang diinginkan.
4. Tombol Shutter
Pada poin keempat ini merupakan sebuah saran yang bersumber dari para fototgrafer profesional. Jangan terburu-buru untuk menekan tombol shutter, anda harus teliti pada saat sedang memeriksa pengaturan kamera dan teliti pada saat melihat subjek dengan properti yang melekat padanya. Selain itu pelajari juga kondisi pencahayaan di lapangan kemudian sesuaikanlah dengan settingan kamera, maka setelah itu mulailah untuk mengambil sebuah gambar.
5. Balance
Contohnya ada sebuah foto seseorang yang sedang berinteraksi atau sedang bermain ataupun sedang berjalan di samping pantai tapi sayangnya sang fotografer tidak terlalu memperhatikan garis pantai yang terluhat miring, hal ini merupakan hal yang cukup buruk untuk foto anda. Pembahasan yang membahas tentang keseimbangan dalam fotografi memang cukup lumayan panjang dan pembahasan tersebut akan saya tulis pada postingan berikutnya tapi paling tidak anda dapat sedikit memaham cara mengatur simetri. Hal yang terpenting adalah jangan biarkan gambar anda miring tak karuan.
6. Hindari Subjek Yang Menggangu
Contoh kasusnya seperti ini, saya pernah melihat sebuah foto preweding yang memiliki sebuah komposisi sangat baik, yaitu sebuah foto pria yang cukup tampan* dengan pasangannya seorang perempuan yang memiliki wajah cantik (yang sebenarnya mantan pacar saya) yang sedang berpose sangat mesra, akan tetapi sayangnya foto tersebut dirusak oleh sesuatu yang sangat mengerikan yaitu sebuah tempat sampah lengkap dengan tulisannya Jangan Buang Sampah Sembarangan. Contoh kedua yaitu ada seorang model yang berpose sangat keren sedang bermain alat musik layaknya seorang musisi akan tetapi lagi-lagi foto tersebut dirusak oleh sesuatu yang sangat mengerikan yaitu adanya tulisan oleskan saja kalpanax.
Hal tersebut merupakan sebuah pelajaran penting bahwa jangan membiarkan ada ornamen apapun dalam frame yang dapat menggangu mata dan dapat merusak foto. Karena pada pemotretan yang terkendali, anda memiliki sangat banyak waktu untuk dapat mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk untuk membenahi area pemotretan jika memang diperlukan untuk menjauhi keteledoran yang terjadi sperti contoh kasus diatas. Hal ini memang sangat berbeda dengan street photography atau fotografi jalanan yang dilakukan secara candid.
7. Titik Fokus
Anda harus mengetahui sebuah aturan untuk memberlakukan sebuah titik fokus pada subjek manusia atau foto portrait yang merupakan sebuah area dari kepala dan lebih tepatnya adalah mata. Tidak peduli area atau anggota tubuh lainnya bisa fokus atau tidak, namun yang menjadi hal terpenting adalah area kepala khususnya mata wajib untuk fokus dengan baik.
8. Background Blur
Hampir semua orang menyukai sebuah foto yang memiliki sebuah background efect yang blur, oleh karena itu cobalah menambahkan efek blur pada backgroun yang diharappkan mampu membuat gambar atau foto anda menjadi terlihat lebih menarik.
9. Cahaya Alami
Apakah sebuah pemotretan outdoor atau pemotretan di luar ruangan memerlukan bantuan dari lampu flash eksternal...? Jawabannya adalah: "Tergantung pada kondisi lokas pemotretani". Sebagai seorang fotografer pemula, disarankan untuk berkreasi dengan menggunakan cahaya alami. Hal yang harus diingat disini adalah hindarilah memotret dengan posisi backlight atau backlit.
10. Depth of Field (DOF)
Depth of Field atau yang bisa disebut dengan DOF atau ruang ketajaman adalah salah satu unsur yang harus anda perhatikan pada saat memotret subjek manusia. DOF atau depth of field dibentuk oleh aperture maka dapat disimpulkan bahwa kunci dari teori ini adalah harus sudah menguasai diafragma atau aperture. Perlu Anda ingat bahwa settingan aperture untuk memotret satu orang berbeda dengan memotret subjek lebih dari satu orang, apalagi memotret sekelompok orang.
Untuk memotret satu orang, anda bebas menetukan berapapun nilai aperture karena hal utama yang harus fokus adalah kepala khususnya mata. Sehingga, untuk memotret satu orang maka anda hanya perlu untuk fokus pada satu kepala saja dan untuk dapat fokus ke area mata tidak memerlukan sebuah depth of field atau ruang ketajaman yang luas. Hal ini sangat berbeda pada saat anda sedang menghadapi subjek dengan jumlah lebih dari satu orang, maka anda diharuskan untuk dapat fokus lebih dari satu kepala. Hal tersebut akan memerlukan depth of field atau ruang ketajaman yang cukup luas untuk memfokuskan subjek dalam jumlah yang cukup banyak. Cara untuk mengatur depth of field atau ruang ketajaman ini sama saja halnya dengan mengatur sebuah aperture.
Comments
Post a Comment