Tips Trik Memotret Gambar Environmental Portrait

Tips & Trik Memotret Gambar Environmental Portrait

Environmental Portrait


Environmental Portrait adalah salah satu genre pada fotografi yang lebih fokus pada subjek manusia, oleh karena itu foto dengan subjek manusia sangat sering disebut dengan nama foto portrait. Genre fotografi Environmental Portrait ini masih mempunyai hubungan dengan genre portrait, namun genre Environmental Portrait ini lebih diperluas. Environmental portrait merupakan sebuah genre fotografi yang mengekspose subjek yaitu manusia dengan lingkungan yang biasa ia sering berinteraksi, entah subjek tersebut sedang berada di taman, hutan, kantor, rumah, dan segala sesuatu yang mempunyai hubungan dengan subjek manusia tersebut.




Pada kesimpulannya, Environmental Portrait ini merupakan genre fotografi yang menggambarkan suatu hubungan antara subjek manusia dengan lingkungan serta terkadang genre Environmental Portrait ini juga sering menggambarkan kehidupan pribadi dari seseorang. Genre Environmental portrait ini juga sering disebut sebagai genre kebalikan dari pemotretan portrait yang biasa dilakukan dalam studio yang segala sesuatu di dalamnya terkendali atau istilah kasarnya yaitu penuh dengan rekayasa. Memang tidak ada yang salah dengan hal itu, karena di dalam dunia fotografi segala sesuatu sudah ada porsinya masing masing.



Selain ada subjek lain yang ditemukan dengan atau tanpa disengaja di lapangan, dalam hal ini juga seorang fotografer dapat menargetkan subjek yang memiliki sebuah karakter, misalnya ada seorang musisi yang sedang berinteraksi dengan lingkungannya seperti alat musik, studio, panggung, serta dengan semua hal yang berhubungan dengan karakter musisi tersebut entah itu dari segi style, atau dari segi interaksinya. Sehubungan dengan genre environmental portrait pada artikel ini, seorang fotografer yang berdomisili Australia, yang bernama Drew Hopper telah membagikan tips dan trik bagaimana cara memotret gambar environmental portrait yang baik dan juga cara yang baik memanfaatkan cahaya alami di dalamnya. Drew Hopper yang merupakan seorang fotografer yang tertarik dengan keragaman budaya, dan Drew Hopper ini juga kerap kali melakukan travelling untuk dapat memotret gambar portrait, walaupun terkadang fotografer yang berdomisili Australia ini juga memotret landscape. Berikut merupakan tips dan trik yang dibagikan oleh Drew Hopper yang disunting dari halaman situsnyanya http://www.drewhopperphotography.com:



1.    Planning


Sebelum melakukan perjalanan, fotografer yang berdomisili Autralia yang bernama Drew Hopper ini adalah memutuskan hal apa saja yang ingin dilihat dan foto jenis apa yang akan dia potret. Ketika perjalanannya ke negara Myanmar misalnya, Drew Hopper terinspirasi oleh budaya dan kultur di negara tersebut, sehingga pada saat Drew Hopper sedang berada di negara tersebut dia tertarik ingin memotret adegan dari masyarakat lokal dan kultur budaya dari negara myanmar tersebut yang dipentaskan secara alami dan dengan pemotretan secara candid. Sebelum menempuh perjalannya, Drew Hopper telah menghabiskan banyak waktu hanya untuk melakukan sebuah penelitian yang dilakukannya di internet supaya perjalanan yang akan ditempuhnya sukses dan tidak mengecewakan.


Selain itu, pria yang berdomisili Autralia ini juga menekankan untuk menentukan beberapa hal yang cukup penting, yaitu apakah membutuhkan asisten atau fixer yang mengambil peran sebagai penerjemah ketika sedang berada di negara asing...? Apakah anda akan memotret di dalam atau memotret di luar ruangan...? Apakah memmerlukan izin lokasi serta model release apabila nantinya hasil gambar pemotretan tersebut akan disebarkan secara komersil...? Hal ini merupakan beberapa pertanyaan yang muncul sebelum melakukan perjalanan untuk tujuan fotografi.



2.    Localization is everything


Menemukan sebuah lokasi yang sempurna untuk memotret merupakan hal yang cukup menantang, dan hal tersebut merupakan sebuah kunci dalam menangkap sebuah gambar environmental portrait. Drew Hopper juga menyarankan untuk melakukan pengintaian pada setiap wilayah dalam pencarian lokasi yang dianggap cukup tepat untuk dapat menggambarkan subjek yang diinginkan. Teruslah mencari sampai anda benar benar menemukan sebuah lokasi yang tepat, dan hal tersebut pasti akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih kuat.


Sebaiknya, sebelum memotret bertemu dengan orang yang anda jadikan subjek terlebih dahulu untuk mengenal mereka lebih dekat. Dengan melakukan hal itu, anda akan mengetahu mungkin saja orang yang dijadikan subjek tersebut memiliki sebuah tempat di mana mereka bisa merasa lebih santai. Contohnya, orang akan lebih merasa nyaman apabila berada di rumah mereka sendiri, dan hal tersebut merupakan peluang yang cukup bagus untuk lebih bebas dalam menangkap ekspresi wajah serta bahasa tubuh dari subjek tersebut. Walaupun, ada beberapa orang yang tidak merasa nyaman untuk mengundang orang asing ke tempat mereka, sehingga hal tersebut akan menjadi sebuah kehormatan apabila anda bisa diundang ke tempat mereka.


 Menurut Drew menampilkan banyak detail pada background itu penting untuk menambah "sense" pada lokasi Anda dan juga untuk mendefinisikan karakter subjek Anda. Namun berhati-hatilah saat mengubah komposisi, jangan sampai background mengurangi kehadiran subjek Anda. Namun tetap saja, fokus utamanya harus pada subjek Anda.



3.    Communicate


Salah satu faktor terpenting dalam semua hal adalah komunikasi, dengan komunikasi anda bisa menafsirkan apa saja hal yang ingin anda capai ketika memotret. Apabila sedang melakukan pememotretan di negara asing mungkin saja faktor bahasa akan menjadi salah satu kendala utama. Solusi terbaik untuk hal ini adalah dengan menggunakan fixer setempat atau menggunakan bantuan seseorang dari negara tersebut yang mampu dan mengerti bahasa anda dan untuk membantu menerjemahkan bahasa anda. Solusi tersebut juga mungkin saja bisa membantu anda pada saat mengurus izin untuk pengambilan gambar properti dan diharapkan menjadi penghubung yang baik pada pemerintahan setempat. Pada intinya hal tersebut dapat membuat segala sesuatu berjalan dengan lancar selama perjalan fotografi di daerah tersebut.



Menurut pengalaman pria asal Autralia yang bernama Drew Hopper, di beberapa negara ada orang orang menyukai untuk difoto. Sebagai contohnya adalah orang orang di negara Myanmar, ada banyak wisatawan fotografer asing yang datang khusus untuk mengambil gambar di negara Myanmar tersebut. Hal tersebut akan menjadi lebih mudah lagi apabila anda bisa menemukan orang orang bersedia dan orang yang selalu terbuka untuk difoto. Selain itu, cobalah untuk berinteraksi dengan mereka. Dengan berbicara kepada orang orang, anda akan mendapatkan sebuah kepercayaan diri untuk dapat mendekati orang asing dan merasa percaya diri untuk mengambil foto mereka, baik itu dengan cara dipentaskan ataupun secara dadakan.



Apabila anda memiliki hambatan pada segi bahasa, cobalah untuk melakukan beberapa isyarat dengan menunjuk ke arah kamera dan tersenyum. Kebanyakan orang akan mengerti isyarat seperti ini dan orangpun akan mengerti apa yang anda inginkan setelah orang tersebut melihat ke arah kamera. Tapi apabila pada akhirnya mereka menolak untuk difoto, anda pun harus menghormati keputusan mereka dan melanjutkan perjalanan anda lagi. Ingatlah untuk selalu tersenyum dan selalu mengucapkan terima kasih dan jadilah wisatawan yang sopan serta berprilaku positif ketika anda bekerja di negara asing.



4.    To catch Subject Pose


Memang untuk mendapatkan sebuah pose subjek dengan bahasa tubuh yang alami sangat membutuhkan sebuah kerja keras. Hal ini memang tidak akan mudah, akan tetapi dengan presepsi serta praktek yang baik hal tersebut bisa menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan untuk diri sendiri dan orang yang dijadikan subjek oleh anda. Drew Hopper juga mengingatkan bahwa hal yang sangat penting adalah membuat subjek anda merasa rileks dan tenang, karena pada setiap ketegangan yang dirasakan oleh subjek akan terlihat jelas pada gambar yang anda ambil. Komunikasi memang menjadi bagian penting yang diperlukan oleh proses ini.



Sesekali tanyakanlah bagaimana perasaan subjek anda, dan jangan pernah untuk mendorong mereka untuk berpose dengan cara atau dengan pose-pose tertentu, karena hal tersebut akan membuat mereka tidak percaya diri dan merasa tidak nyaman serta dikhawatirkan merasa tidak mampu untuk melakukan pose tersebut. Apabila anda terus menerus mendesak subjek anda untuk melakukan pose tertentu maka hal ini akan menyebabkan sebuah ketegangan dan bahasa tubuh dari subjek akan terlihat tidak wajar. Pada kebanyakan orang, mereka akan merasa nyaman ketika duduk atau bersandar pada sesuatu misalnya pada dinding atau pada kusen pintu, ini merupakan titik awal yang sangat baik.



Ketika subjek duduk dan berada di lingkungan mereka sendiri, belum tentu mereka akan melihat ke arah kamera. Untuk hal ini, Drew Hopper juga menyarankan supaya anda meminta subjek untuk melihat ke kejauhan, serta buat mereka supaya mereka fokus pada sesuatu. Contohnya, ketika anda memotret subjek sedang berada di tempat kerjanya, maka biarkanlah subjek tersebut agar tetap bekerja dan yang perlu anda lakukan hanyalah memotretnya. Ingatlah bahwa dalam hal ini anda sedang memotret kepribadian yang dimiliki oleh seseorang, maka dari itu anda perlu sedikit menjauh dari subjek serta mengamati bagaimana interaksinya. Lakukanlah cara ini sebelum mencoba untuk mengarahkan subjek. Kunci pada tahap ini adalah tetap siaga, teruslah siaga sampai akhirnya anda bisa mengambil sebuah gambar yang tepat dari hasil interaksi subjek.



Pada waktu anda sedang mencoba untuk mengambil sebuah gambar portrait dengan lebih dekat atau lebih intim, maka cara yang terbaik untuk mendekati subjek adalah dengan rasa hirmat dan kerendahan hati. Tips ini sudah terbukti bekerja dengan baik dan berhasil mendapatkan respon dari subjek tersebut lengkap dengan lingkungannya. Selain itu jangan melakukan kontak fisik pada subjek, apalagi jika anda adalah seorang pria dan subjek adalah seorang wanita. Bersikap sopanlah ketika sedang menjelaskan dan pada saat mendemostrasikan gaya berpose, dan tetap lakukan ini saat meminta mereka mengganti gaya berpose. Hal ini merupakan tentang mendapatkan sebuah kepercayaan dari masing masing pihak yang biasanya cukup memakan waktu. Akan tetapi, apabila anda mendekati subjek dengan cara yang tepat maka secara dramatis subjek akan meningkatkan hasil dari fotografi anda.



5.    To add it "drama" into your picture


Memotret dibawah cahaya yang alami merupakan cara yang cukup bagus untuk dapat menambahkan sebuah drama ke dalam gambar yang berguna untuk meningkatkan mood dari subjek yang penuh dengan karakter. Menurut pria yang berdomisili dari Austalia, hal tersebut merupakan sebuah cara yang fantastis untuk dapat lebih memahami pentingnya peranan sebuah cahaya dan menggunakannya secara efektif. apabila anda termasuk orang baru di dunia fotografi, mungkin saja anda tidak ingin merasa repot dan anda hanya menambahkan beberapa speedlite untuk dapat bermain dengan cahaya. Namun Drew Hopper menyarankan sebaiknya anda keluar dan mempelajari kondisi cahaya serta perhatikan bagaimana cara pencahayaan yang berbeda mampu mengubah suasana pada lingkungan dimana anda berada.



Memotret orang dalam keadaan cahaya yang rendah merupakan salah satu cara yang fantastik untuk dapat melebih lebihkan ekspresi, garis serta kerutan wajah subjek untuk dapat menghasilkan sebuah foto portrait yang sangat dramatis. Salah satu teknik pendekatan yang menjadi favorit dari Drew Hopper yang merupakan pria berdomisili Autralia ini foto portrait dengan cahaya yang rendah adalah menemukan sebuah ruang gelap dengan beberapa bagian cahaya yang masuk menyoroti adegan. Teknik ini seperti ROL atau ray of light yaitu cahaya yang terbagi bagi seperti halnya cahaya yang masuk melalui sela sela daun. Contohnya anda bisa memilih ruanganan yang gelap dengan pintu terbuka yang merupakan sumber jalan masuknya cahaya, lalu setelah itu posisikanlah model anda tepat dalam cahaya yang berlawanan dengan area gelap.



Perhatikanlah bagaimana cahaya menyoroti subjek dan background gelap yang bebas dari adanya gangguan. Amatilah cahaya tersebut serta cobalah untuk memotret dengan mengambil sudut yang berbeda, atau reposisi model anda untuk berdiri tepat pada posisi setengah dalam bayangan dan setengah lagi dalam cahaya untuk menciptakan sebuah kontras yang lebih mendalam. Hal tersebut merupakan cara termudah untuk memanipulasi cahaya alami yang dapat menghadirkan sebuah kesan yang lebih dramatis. Cobalah melakukan beberapa eksperimen dengan menggunakan cahaya alami.



Adapun cara lain untuk dapat meningkatkan atau menambah atmosfir pada foto portrait yang anda ambil ialah dengan menambahkan asap buatan. Apabila model anda adalah seorang perokok aktif maka model tersebut bisa menghembuskan asap rokok ke udara, atau dengan cara membakar dupa. Gunakanlah ruang ketajaman atau depth of field yang sempit suapaya anda dapat menarik fokus dari asap yang berguna untuk menciptakan ilusi yang halus serta mendalam.



6.    Always to remember phase post-processing


Maksunya, setiap kalianda memotret selalu pertimbangkanlah bagaimana hasilnya nanti ketika gambar akan diolah atau post processing. Apakah dalam foto tersebut terdapat bagian bagian gambar yang sulit untuk diatasi seperti bagian highlight dan shadow...? Padan intinya, tips poin ke 6 ini mengingatkan kita agar selalu berhati hati pada saat menangkap sebuah adegan. Sebuah kamera memiliki keterbatasan tidak mampu untuk menangkap seluruh rentang tonal yang dihasilkan dari beberapa situasi pencahayaan yang cukup rumit. Seperti sedang memotret di siang hari dengan kondisi cahaya yang sangat keras yang dapat menyebabkan kerugian pada detail shadow.



Apabila subjek anda berada pada posisi backlight seperti sedang memakai topi atau subjek sedang berada di tempat yang teduh, anda akan dapat melihat masalah shadow yang hadir pada kondisi tersebut. Apabila anda meminta subjek untuk bergerak atau anda lebih memilih untuk menunggu cahaya lain untuk datang mengimbangi, hal tersebut bukanlah sebuah pilihan yang tepat, menurut Drew Hopper, pada situasi tersebut lanjutkanlah memotret dengan ikut mempertimbangkan post processing. Pikirkan juga setiap konsekuensi yang akan anda hadapi pada saat mengolah hasil gambar dari pemotretan yang anda lakukan. Hal tersebut akan memberikan banyak pertimbangan dalam pemilihan posisi atau pertimbangan dalam teknik pengambilan gambar untuk dapat menghasilkan hasil yang terbaik.



7.    Dont afraid to level it ISO


Ada beberapa fotografer yang merasa takut untuk meningkatkan pengaturan ISO pada kamera mereka. Mengingat ISO tinggi dapat menimbulkan noise atau bintik bintik pada gambar. Pada kebanyakan fotografer lebih menyarankan untuk menggunakan tingkat ISO serendah mungkin. Mungkin alasannya adalah memotret dengan ISO rendah akan mendapatkan kualitas gambar yang lebih maksimal apabila dibandingkan dengan memotret dengan ISO yang tinggi. Namun perlu diingat bahwa teknologi kamera sudah mengalamai sangat banyak peningkatan sejak pertama kali hadirnya kamera DSLR dirilis dan kamera DSLR paling modern bahkan mampu memotret dengan ISO tinggi mencapai 1600 sampai 3200 atau lebih tinggi dari nilai tersebut.



Meningkatkan ISO dan memotret dengan ISO yang tinggi memungkinkan anda dapat memotret pada kecepatan shutter yang lebih cepat dengan sebuah bukaan aperture yang sempit, hal ini dapat sangat berguna pada saat memotret sebuah subjek dengan kondisi tingkat pencahaya yang rendah tanpa harus menggunakan flass atau tripod. Apabila ISO tinggi dikombinasikan dengan lensa prime atau lensa yang memiliki bukaan yang sangat lebar, berdasarkan eksperimen hal tersebut membuktikan bahwa hal ini sering kali mampu untuk mendapatkan pencahayaan yang terbaik. apabila memang terlihat adanya noise pada gambar maka yang perlu anda lakukan hanyalah menyesuaikan pengaturan pada kamera, atau anda bisa menghilangkan noise tersebut pada saat tahap post processing.



8.    Use it model release


Pada dasarnya model release adalah sebuah kontrak atau perjanjian tertulis yang telah disepakati serta telah ditandatangani oleh model dan fotografer. Model release ini bertujuan untuk melindungi seorang fotografer dari kewajiban di masa depan apabila sesuatu yang telah terjadi dan berakhir pada dengan sebuah gugatan. Pada intinya model release ini berguna untuk melindungi fotografer apabila nantinya salah satu model anda mengajukan klaim hukum terhadap anda, seperti adanya sebuah pencemaran nama baik atau invasi dari privasi.




Setiap foto yang akan anda jual dan foto tersebut menampilkan seseorang yang terkenal, maka anda harus memiliki sebuah release kecuali foto tersebut digunakan untuk tujuan reportase atau dokumenter tertentu saja. Dokumen sangat membebankan pada syarat dan ketentuan dengan satu pihak dapat menggunakan gambar yang diambil dari pihak lain. Kesimpulannya hal tersebut merupakan bagian yang cukup penting yang harus diperhatikan oleh seorang fotografer portrait ketika sedang menggunakan gambar hasil pemotretannya untuk tujuan komersial.

Comments

Popular posts from this blog

Free Download Billboard Hot Top 100 Singles Chart 2014

List of Google Dorks

Lego Star Wars The Complete Saga Full Version Pc Game Free Download